Rabu, 22/04/2015 13:36 WIB

Ridwan Kamil kegiatan KAA

Jakarta – Salah satu rangkaian dari peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) adalah kegiatan Asia-Africa Smart City Summit. Ada puluhan wali kota yang hadir, dari dalam dan luar negeri, untuk berdiskusi soal konsep kota pintar atau smart city.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyebutkan bahwa kota yang dipimpinnya tengah mengarah menuju smart city. Menurut sosok yang akrab disapa Emil ini, smart city adalah paduan pemanfaatan teknologi yang disesuaikan dengan sumber daya dan kebutuhan masyarakat.

Dia menyebut ada 3 pilar untuk menjadikan Bandung sebagai smart city. Pertama adalah obervasi yang digunakan untuk melihat data potensi, masalah, hambatan, dan peluang untuk mengatasinya.

“Misalnya kemacetan. Maka kita akan bicara jumlah mobil, ruas jalan, dan mengatur area-area yang bisa ditangani. Sehingga tak macet,” ungkapnya dalam paparan di depan wali kota lainnya di Hotel Trans Luxury, Bandung, Rabu (22/4/2015).

Kedua adalah koneksi. Teknologi komunikasi yang berkembang, kata Emil, harus bisa difasilitasi oleh pemerintah.

“Kita telah siapkan titik-titiknya untuk dipasangkan Wi-Fi. Sehingga tanpa bayar apa pun, di taman dan lokasi manapun bisa koneksi. Wi-Fi di Bandung 90% gratis,” terangnya.

Ketiga adalah kontrol. Menurutnya harus dimulai dari sisi pemerintah itu sendiri. Salah satunya adalah penganggaran. Setiap dana yang dikeluarkan oleh pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan
 “Kita mengaplikasikan yang namanya e-budgetting. Itu adalah satu bentuk transparansi, agar masyarakat bisa melihat langsung bagaimana uang negara itu dipergunakan,” terang Emil.

Untuk memulai kota pintar, tambah Emil, harus diawali dengan pemerintah yang cerdas. Artinya cerdas dalam menjalankan tugas sebagai pelayan masayarakat.

“Untuk pelayanan, kita punya aplikasi khusus untuk memantau pelayanan antara dinas dengan masyarakat yang memberikan pengaduan. Kita rekam semua pembicaraan. Bila tidak ada ucapan terima kasih, maka kita anggap dinas tersebut gagal berikan pelayanan,” paparnya.

Di samping itu, pemerintah tengah menyiapkan aplikasi untuk menjaga keamanan masyarakat. Aplikasinya bernama panic button. Setiap warga bisa mendapatkan aplikasi ini melalui ponsel.

“Jadi kalau mengalami kejahatan atau sejenisnya, maka bisa menekan tombol tersebut. Nanti polisi yang bersiaga akan segera datang ke lokasi kejadian. Kalau cuma mau main-main, maka silakan membayar denda atau akan kami keluarkan dari Bandung,” tegas Emil.

Sebagai kota pintar, Bandung tetap terbuka dengan investasi. Khususnya yang tengah dikembangkan di bidang teknologi. Emil menilai, kebutuhan sekarang bukan hanya produk teknologi, tapi juga untuk riset dan pengembangan.

“Kita punya Telkom, dan ada juga beberapa industri strategis seperti pesawat dan lainnya,” imbuhnya.

Apalagi, pemerintah pusat tengah membangun kereta cepat dari Jakarta-Bandung. Ini tentunya akan memudahkan akses investor menuju Kota Kembang.

“Presiden menyiapkan kereta cepat. Nanti Jakarta-Bandung bisa cuma 30 menit. Akan bagus buat investor,” ucap Emil.

Sumber:Detiknet.com